Sabtu, 14 Januari 2017

Chicken nugget

 chicken nugget is a chicken product made from chicken meat which is breaded or battered, then deep-fried or bakedFast food restaurants typically fry their nuggets in vegetable oil.[1]
Some fast food restaurants have launched vegetarian alternatives. McDonald's served Garden McNuggets made of beans and Swedish fast food restaurant Max Hamburgare offers a dish containing nuggets made of falafelQuorn also supplies vegetarian chicken style nuggets.[2][3]

History

The chicken nugget was invented in the 1950s by Robert C. Baker, a food science professor at Cornell University, and published as unpatented academic work.[4] Dr. Baker's innovations made it possible to form chicken nuggets in any shape. The McDonald's version of Chicken Nuggets are known as Chicken McNuggets. Their recipe was created on commission from McDonald's by Tyson Foods in 1979[5]and the product was sold beginning in 1980.

Description

Chicken nuggets are generally regarded as a fatty, unhealthy food. Nutritionists agree that the dish is one of the prime reasons that obesity and health problems are such a big problem in countries like the United States, especially in children.[6]
A study published in the American Journal of Medicine analyzed the composition of chicken nuggets from 2 different American fast food chains. The study found that less than half of the material was skeletal muscle, with fat occurring in equal or greater quantities. Other components included epithelial tissue, bone, nervous tissue, and connective tissue. The authors concluded that "Chicken nuggets are mostly fat, and their name is a misnomer."[7]

World record

The largest recorded chicken nugget weighed 51.1 pounds (23.2 kg) and was 3.25 feet (0.99 m) long and 2 feet (0.61 m) wide and was created by Empire Kosher. It was unveiled at Kosherfest in Secaucus, New Jersey on October 29, 2013.[8]

See also

References

  1. Jump up^ "What's Really In That Chicken Nugget? - The National Chicken Council"The National Chicken Council. Retrieved 2016-05-20.
  2. Jump up^ What's in Those Nuggets? Meat Substitute Stirs Debate
  3. Jump up^ Quorn Meat Free Chicken Nuggets
  4. Jump up^ (Cornell University) obituary, March 16, 2006
  5. Jump up^ "A History of Chicken Nuggets"Foodimentary - National Food Holidays. 2012-03-15. Retrieved 2016-05-20.
  6. Jump up^ "Nuggets, or not?: Chicken nuggets have gotten more healthful - even gourmet - in the last 25 years, but parents still struggle with whether to feed them to their kids."The Baltimore Sun  – via HighBeam (subscription required). October 10, 2007. RetrievedSeptember 8, 2016.
  7. Jump up^ deShazo, Richard D.; Bigler, Steven; Skipworth, Leigh Baldwin (2013-11-01). "The autopsy of chicken nuggets reads "chicken little"". The American Journal of Medicine126 (11): 1018–1019.doi:10.1016/j.amjmed.2013.05.005ISSN 1555-7162.PMID 24035124.
  8. Jump up^ "Photos: World's largest chicken nugget on display in Secaucus"New Jersey On-Line. October 29, 2013. RetrievedOctober 31, 2013.

Daging ayam

Daging ayam didapatkan dari ayam ternak yaitu unggas yang paling banyak diternak di dunia. Daging ayam selalu dihidangkan sebagaimakanan dalam berbagai cara.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Ukiran-ukiran Babylon lebih dari sekitar 600 SM menampilkan ayam sebagai makanan.[1] Ayam merupakan daging yang paling laris didapatkan ketika Zaman pertengahan. Penggunaan daging ayam di A.S. meningkat ketika Perang Dunia II akibat kekurangan daging sapi dan babi.[2] Di Eropa, pemakan daging ayam meningkat dari pemakan daging sapi dan anak sapi pada tahun 1996, mungkin berhubungan mengenai penyakit sapi gila atau B.S.E.[3]

Bagian yang dapat dimakan[sunting | sunting sumber]

Nugget ayam.
Biasanya, (dada, kaki, paha, dsb.), hatijantung, dan empedu diproses menjadi makanan. ceker ayam lebih jarang dimakan, meskipun kurang lebih terdapat dalam masakan Cina. Kepala, organ-organ dalam seperti paru-paru dan usus, serta bulu biasanya dibuang atau dikisar menjadi makanan berprotein untuk dimasukkan dalam makanan hewan lain, sementara masakan Cina menyajikan ayam lengkap pada hidangan (termasuk kepala), bergantung dengan hidangan itu. Organ dalam juga laris digunakan untuk yakitori.

Masakan[sunting | sunting sumber]

Ayam mentah dapat dibekukan sehingga dua bulan tanpa perubahan wujud dengan rasa atau tekstur. Daging ayam biasanya dimasak sebelum dimakan karena daging ayam mentah mengandung salmonella.

Awal mula penemuan Es Krim

Siapa sih yang gak suka dengan Ice Cream (Es Krim) ? Mulai dari anak-anak bahkan orang dewasa pasti menyukainya. Dahulu, membuat es krim adalah hal yang sangat merepotkan. Untuk membuat es krim, Es didapatkan dari danau atau kolam yang membeku saat musim dingin, kemudian dipotong dan disimpan dalam tumpukan jerami, lubang di dalam tanah, atau tempat penyimpanan es yang terbuat dari kayu dan diberi jerami. Es disimpan untuk kemudian dipakai saat musim panas.
Saat musim panas, es krim kemudian dibuat secara tradisional dengan mengolah adonan didalam mangkuk besar yang ditaruh dalam sebuah tube yang diisi dengan campuran es yang telah dihancurkan dan garam, yang membuat adonan es krim itu membeku.Menurut cerita, es krim sudah mulai dikenal sejak jaman Romawi saat diperintah oleh Kaisar Nero. Ini terbukti dari catatan sejarah yang menceritakan detil sebuah pesta. Dimana pada salah satu hidangannya adalah es yang diambil dari penggunungan dengan dihiasi buah-buahan.Tapiyang paling awal mengenalkan es krim dengan bentuk seperti sekarang adalah Kaisar Tang dari Dinasti Shang, China. Kaisar Tang adalah raja yang memiliki citarasa tinggi terhadap makanan dan minuman. Masakan Cina dimasa itu betul-betul dibuat menjadi masakan kelas dunia. Para juru masak terbaik dari seluruh Cina dikumpulkan, mereka diberikan jenjang atau tingkat keahlian. Teknik memotong dan menggoreng jadi sebuah kebanggaan bagi para ahli juru masak Cina. Ketika disajikan es yang diambil dari salju yang turun, Kaisar tidak segera menyantap begitu saja es yang tersedia. Dia meminta agar es dicampur dengan susu sapi, tepung dan sedikit kapur barus. Adonan ini diaduk hingga membentuk krim. Mulailah dikenal di kalangan istana es krim yaitu es yang berupa adonan beberapa bahan.Awalnya es krim terbuat dari es salju yang dicampur lemak susu, buah-buahan dan diberi berbagai macam adonan sehingga lembut dan nikmat. Di Eropa, es krim dibawa dan diperkenalkan oleh Marcopolo. Dimasa itu yang namanya hidangan dari es adalah hidangan untuk kaum bangsawan. Apalagi ketika listrik belum ditemukan, orang berusaha membuat es dengan cara membuat mesin minyak tanah. Mereka tidak lagi harus menunggu musim salju tiba, tapi dengan teknologi bisa membuat air beku. Hal ini hanya bisa dilakukan oleh para bangsawan dan orang-orang kaya sehingga sampai tahun 1600-an es merupakan hidangan mewah.
  • Kisah lain menceritakan, es krim datang ketika adanya hubungan dagang atara Cina dan Italia. Marcopolo, sang penjelajah lautan membawa resep es krim ke negaranya. Berbeda dengan resep aslinya, es krim Italia dikombinasikan dengan sirup dan campuran es. Es krim ala Italiano inilah yang kemudian dinikmati oleh Kaum Bangsawan Eropa dan menyebar ke seluruh dunia.
  • Di Amerika, es krim baru populer pada abad ke-19, seiiring dengan penemuan mesin pembuat es krim. Sebutan ice cream berasal dari para kolonis Amerika, berasal dari fase ice cream.
  • Di Indonesia, es krim dibawa oleh Belanda. Ice Cream Saloon adalah es krim pertama yang hanya bisa dinikmati di kota besar seperti Jakarta, Bogor, Bandung, Malang dan Surabaya. Saat itu es krim merupakan barang mewah dan mahal dan mahal, dan kebanyakan hanya orang Belanda saja yang menikmatinya. Berikut ini beberapa fakta sejarah mengenai Ice Cream (Es Krim) :
  1. Sebutan ice cream berasal dari para kolonis Amerika; berasal dari frase iced cream.
  2. Kedai es krim pertama dibuka di New York City, pada 1776.
  3. Terobosan besar dalam pembuatan es krim menjadi ramuan dasar yang kita kenal sekarang, terjadi ketika ramuan es dicampur dengan garam. Gunanya untuk menurunkan, sekaligus mengontrol temperatur ramuan. Terobosan ini diperkuat dengan ditemukannya freezer yang terbuat dari ember kayu dengan pedal pemutar.
  4. Seorang pembuat permen dari Philadelphia, Augustus Jackson, menemukan resep dan metode pembuatan es krim pada 1832.
  5. Nancy Johnson, wanita asal New England, membuat mesin es krim manual pada 1846. Pada 1848, penemuannya ini kemudian dipatenkan oleh William G. Young dengan nama “Johnson Patent Ice-Cream Freezer”.
  6. Sendok scoop untuk meyendok es krim ke dalam wadah, ditemukan Alfred L. Cralle pada 2 Februari 1897.
  7. Es krim Conelo ditemukan dan populer di dunia sejak 1904.
  8. Orang Amerika paling banyak mengomsumsi es krim, rata-rata setiap orang 15-20 liter per tahun.
  9. Di Amerika es krim merupakan makanan penutup yang paling digemari, apalagi bila ditambahkan dengan biskuit.
  10. Sebanyak 800.000 galon es krim diproduksi oleh orang Amerika setiap tahunnya.
  11. Pada 1812 es krim dikreasikan menjadi aneka citarasa, dan pertama kalinya dihidangkan di Gedung Putih sebagai makanan penutup.
  12. Pada 1812 es krim dikreasikan menjadi aneka citarasa, dan pertama kalinya dihidangkan di Gedung Putih sebagai makanan penutup.
  13. Freezer yang lebih modern untuk mengawetkan es krim ditemukan Clarence Vogt pada 1926.
  14. Reuben Mattus mendirikan Haagen Dazs pada 1960. Ia memilih nama itu karena terdengar Denmark.

SEJARAH ASAL USUL NATA DE COCO

Kata nata berasal dari bahasa Spanyol yang berarti krim. Nata diterjemahkan ke dalam bahasa Latin sebagai ‘natare’ yang berarti terapung-apung. Nata dapat dibuat dari air kelapa, santan kelapa, tetes tebu (molases), limbah cair tebu, atau sari buah (nanas, melon, pisang, jeruk, jambu biji, strawberry dan lain-lain). Nata yang dibuat dari air kelapa disebut nata de coco. Di Indonesia, nata de coco sering disebut sari air kelapa atau sari kelapa. Nata de coco pertama kali berasal dari Filipina. Di Indonesia, nata de coco mulai dicoba pada tahun 1973 dan mulai diperkenalkan pada tahun 1975. Namun demikian, nata de coco mulai dikenal luas di pasaran pada tahun 1981 (Sutarminingsih, 2004).
Di Indonesia pada awalnya, industri pengolahan nata diawali di tingkat usaha rumah tangga (home industry) dengan menggunakan sari buah nanas sebagai bahan bakunya sehingga produknya sering disebut nata de pina. Seperti pada umumnya usaha buah-buahan musiman lainnya, keberlangsungan produksi nata de pina terbentur dengan kendala sifat musiman tanaman nanas. Sehingga produksi nata de pina tidak dapat dilakukan sepanjang tahun. Keberlangsungan input merupakan hal yang penting dalam manajemen agribisnis termasuk nata de coco (Gumbira dan Intan, 2001). Untuk mengatasi kendala tersebut, alternatif penggunaan bahan lain yang mudah didapat, tersedia sepanjang tahun dan harganya murah adalah air kelapa. Pada mulanya air kelapa kebanyakan hanya merupakan limbah dari industri pembuatan kopra atau minyak goreng (Jawa: klentik). Nata dari air kelapa yang kemudian terkenal dengan nama nata de coco merupakan hasil fermentasi air kelapa dengan bantuan mikroba acetobacter xylinum. Jumlah air kelapa yang dihasilkan dari buah kelapa di Indonesia kurang lebih 900 juta liter per tahun (Sutardi 2004).
Komposisi Kimia Air Kelapa:
1. Air 95,50
2. Kalium 6,60
3. Zat padat total 4,71
4. Gula total 2,08
5. Gula reduksi 0,80
6. Kalium oksida 0,69
7. Mineral (abu) 0,62
8. Magnisium oksida 0,59
9. Asam fosfat 0,56
10. Zat besi 0,50
11. Nitrogen 0,05
Sumber: Woodroof (1970); cit.: Khak (1999), Sutardi (2004), Sutarminingsih (2004).
Air kelapa harus ditampung dari berbagai sumber. Penampungan air kelapa tersebut memberikan jaminan sediaan air kelapa yang memadai dan terjadinya proses air kelapa menjadi basi. Proses pembasian air kelapa ini memberikan dampak yang positif karena air kelapa secara alami terkontaminasi oleh bakteri asam cuka dan fermentasi awal terjadi dan berakibat turunnya pH air kelapa. Penurunan pH tersebut dari segi teknis sangat menguntungkan karena pada proses pembuatan nata de coco justru pH harus diturunkan sampai air kelapa hasil pendidihan mencapai 3-4, dengan cara menambah asam cuka (Sutardi 2004). Proses pembasian ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada kualitas air kelapa kecuali jika fermentasi awal berlangsung lama (berlanjut) sehingga kadar gula air kelapa makin menipis dan pada akhirnya air kelapa dapat busuk karena bakteri pembusuk mengambil alih proses dekomposisi lanjut. Oleh sebab itu harus dihindari pembasian air kelapa yang lama. Menurut Sutardi (2004) lama penyimpanan air kelapa sebaiknya tidak lebih lama dari 4 hari.
Nata de coco merupakan salah satu produk olahan air kelapa yang memiliki kandungan serat tinggi dan kandungan kalori rendah sehingga cocok untuk makanan diet dan baik untuk sistim pencernaan serta tidak mengandung kolesterol sehingga mulai poluler di kalangan masyarakat yang memiliki perhatian pada kesehatan. Nata de coco tidak hanya memiliki pasar domestik tetapi juga pasar ekspor terutama Eropa, Jepang, Amerika Serikat dan negara-negara Timur Tengah.
Nata de coco merupakan hasil sampingan (limbah) buah kelapa. Buah kelapa merupakan bagian terpenting dari tanaman kelapa karena memiliki nilai ekonomis dan gizi yang tinggi. Dilihat dari persentase komponennya, buah kelapa terdiri dari empat komponen yaitu 35% sabut, 12% tempurung, 28% daging buah dan 25% air kelapa. Masing-masing komponen dapat dimanfaatkan untuk produk makanan maupun non makanan. Sebagai contoh serabut untuk kerajinan keset, sapu, furniture; tempurung kelapa untuk arang; buah kelapa untuk minyak goreng, santan, kopra; dan air kelapa untuk nata de coco.

Pengertian Bakso

Menurut Andarwulan, pakar teknologi pangan dari Institut Pertanian Bogor bakso merupakan produk gel dari protein daging, baik dari daging sapi, ayam ikan, maupun udang dan dibentuk bulatan-bulatan kemudian direbus. Selain protein hewani, aneka daging itu juga mengandung zat-zat gizi lainnya, termasuk asam amino esensial yang penting bagi tubuh (dalam Cahyadi, 2009:292-293). Saat ini, ada tiga jenis bakso yang biasa dijual di pasaran. Ada bakso yang terbuat dari daging sapi, ikan, udang atau ayam. Bakso yang baik, tentu harus dibuat dari bahan yang berkualitas. Daging yang tidak berlemak, merupakan bahan yang baik untuk membuat bakso. Daging yang berkadar lemak tinggi mengakibatkan tekstur bakso menjadi kasar. Selain daging, bakso membutuhkan bahan lainnya. Bahan yang tak kalah pentingnya berupa tepung tapioka. Kualitas bakso akan makin baik, bila komponen daging lebih banyak dari tepung tapioka. Bakso yang berkualitas biasanya mengandung 90% daging dan 10% tepung tapioka. Agar terasa lebih lezat, tambahkan bumbu seperti bawang merah, bawang putih, merica bubuk, dan garam. Adapula yang menambahkan telur saat membuat bakso, sehingga adonan bakso menjadi lebih halus dan rasanya lebih enak. Selain bumbu, ada bahan lain yang biasa tambahkan ketika membuat bakso. Bahan yang dimaksud adalah pengenyal. Adapun bahan pengenyal yang aman digunakan adalah Sodium Tripoli Fosfat (STF). Bahan kimia yang aman tersebut

Ini sejarah terciptanya Bakso yang sering kamu makan, mengharukan lho!

Bakso sebenarnya berasal dari China. Tepatnya di Fuzhou, pada akhir Dinasti Ming atau sekitar awal abad ke-17.
Brilio.net - Bakso itu termasuk makanan paling enak yang ada di dunia. Apalagi kalau makan bakso panas-panas pas lagi musim hujan, kelar cerita!

Biasanya sih kalau makan bakso, pasti mienya dulu yang dimakan. Setelah itu icip-icip kuahnya sampai tinggal setengah, kemudian baru deh dihabisin daging baksonya. Bakso memang makanan rakyat Indonesia deh. Gimana nggak, harganya yang murah, enak, dan gampang didapat dimana-mana.

Dihimpun brilio.net dari berbagai sumber, Senin (27/4), bakso sebenarnya berasal dari China, lho. Tepatnya di Fuzhou, pada akhir Dinasti Ming, atau sekitar awal abad ke-17. Pada saat itu, ada seorang pria bernama Meng Bo. Meng Bo ini anaknya nurut banget. Dia sangat sayang sama ibunya. Ibu Meng Bo ini sudah tua dan sakit-sakitan. Makanya nggak bisa makan makanan yang keras-keras lgi. Padahal sih, ibu Meng Bo doyan banget makan daging.
Meng Bo yang sedih lalu memikirkan berbagai macam cara supaya ibunya bisa makan daging kembali. Dia memikirkannya bahkan sampai semalaman lho. Sampai akhirnya, dia nggak sengaja melihat tetangganya sedang menumbuk beras ketan untuk dibuat Kue Mochi. Nah, Meng Bo lalu punya akal untuk menumbuk daging seperti menumpuk beras ketan. Daging yang sudah empuk lalu dibentuk bulatan-bulatan dan kemudian direbus.

Ibu Meng Bo senang sekali. Nggak cuma bisa makan makanan yang lezat, tapi dagingnya juga empuk banget untuk dimakan. Nah, kisah berbaktinya Meng Bo inilah yang kemudian menyebar ke seluruh kota Fuzhou. Banyak orang yang kemudian datang menemui Meng Bo untuk belajar membuat bakso.
Kenapa dinamakan bakso? Karena bakso berasal dari kata bak dan so. Bak artinya babi sedangkan so berarti sup. Kalau digabung bakso artinya sup yang berisi daging babi. Yap, bakso sebenarnya terbuat dari daging babi, tapi karena mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim, lalu daging babi kemudian diganti menjadi sapi.

Sejarah Tempe

Tempe makanan kita semua.
Ibu Nani (kiri) saat sedang menawarkan tempe dagangannya di Pasar Gandaria, kelurahan Kebon Kacang, Tanah Abang Jakarta Pusat.
Foto
pengunjung
43.7k
   
A A
MENELUSURI sejarah tempe tak bisa lepas dari bahan bakunya, kedelai. Menurut pakar tempe dari Universitas Gajah Mada, Mary Astuti dalam Bunga Rampai Tempe Indonesia, kata kedelai yang ditulis kadele dalam bahasa Jawa ditemukan dalam Serat Sri Tanjung (abad ke-12 atau 13). Selain dalam serat legenda kota Banyuwangi itu, kata kedelai juga dijumpai dalam Serat Centhini, yang ditulis oleh juru tulis keraton Surakarta, R Ng Ronggo Sutrasno pada 1814.
Pada jilid kedua Serat Centhini digambarkan perjalanan Cebolang dari Purbalingga menuju Mataram, kemudian singgah di rumah Ki Amongtrustha, yang menjamu makan malam dengan lauk bubuk dhele. Di Mataram, Cebolang diberitahu bahwa sesaji dalam kacar-kucur, yakni upacara persiapan menikahkan anak, terdapat kacang kawak (lama) dan kedelai kawak, beras kuning, bunga, dan uang logam.
Menurut naturalis Jerman, Rumphius, tanaman kedelai (de cadelie plant)dalam bahasa latin disebut phaseolus nigerkadele (Jawa), zwartee boontjes(Belanda), dan authau (Tiongkok). Hasil amatan Rumphius, orang Tionghoa tidak mengolah kedelai menjadi tempe. Tapi, mengolah biji kedelai hitam tersebut menjadi tepung, sebagai bahan tahu, dan laxa atau tautsjian, mie berbentuk pipih. Karena kacang dalam bahasa Tiongkok disebut duo (tao)/to, produk olahannya dinamai dengan awalan tautauchu (taoco), tau-hu (tahu),touya (toge), touzi (tauci), dan lain-lain.
Berdasarkan penelitian genetik, kedelai berasal dari Tiongkok, meski tidak ada keterangan apakah jenisnya kedelai hitam atau kuning. Menurut sejarawan Ong Hok Ham dalam “Tempe Sumbangan Jawa untuk Dunia,”Kompas, 1 Januari 2000, kacang kedelai sudah sejak 5.000 tahun lalu dikenal di Tiongkok.
Namun, Mary Astuti mempertanyakannya: jika berasal dari Tiongkok mengapa kedelai tidak pernah disebutkan dalam jenis-jenis komoditas yang diperdagangkan di Jawa. Musafir Tiongkok, Ma Huan yang mengunjungi Majapahit sekira abad ke-13, mencatat bahwa di Majapahit terdapat koro podang berwarna kuning, tanpa menjelaskan kegunaan kacang tersebut. Dia tidak membandikan kacang itu dengan kacang yang ada di negerinya, seperti halnya membandingkan suhu udara di Majapahit dengan di Tiongkok. Ini menunjukkan, kacang yang ditemui Ma Huan belum ada di negerinya.
“Diduga bahwa kedelai hitam sudah ditanam di Jawa sebelum China datang ke Tanah Jawa,” tulis Astuti. “Menurut anggapan orang Jawa zaman dulu katadele berarti hitam. Ada kemungkinan kedelai hitam sudah ada di tanah Jawa sebelum orang Hindu datang dan kemungkinan dibawa orang Tamil.”
Penemuan tempe berhubungan erat dengan produksi tahu di Jawa, karena keduanya dibuat dari kacang kedelai. Tahu sendiri dibawa oleh orang Tiongkok ke Jawa, yang mungkin sudah ada sejak abad ke-l7. “Bukan hanya bahannya yang sama, akan tetapi mungkin juga secara langsung penemuan tempe berkaitan dengan produksi tahu,” tulis Ong.
“Tempe muncul dari kedelai buangan pabrik tahu yang kemudian dihinggapi kapang. Kemudian jadi tempe kedelai,” kata wartawan spesialis sejarah pangan, Andreas Maryoto. “Ini saya kaitkan karena tempe yang lain berasal dari limbah: tempe gembus dari limbah kacang, tempe bongkrek dari limbah kelapa. Bila kemudian tempe kedelai dari kedelai bukan limbah, mungkin ituupgrade saja,” sambungnya.
Ong kemudian mengaitkan perkembangan tempe dengan kepadatan penduduk, baik di Tiongkok maupun di Jawa. Kepadatan penduduk sejak berabad-abad telah mempengaruhi seni masak Tiongkok. Akibat kepadatan penduduk terjadi persaingan ruang antara manusia dan hewan yang memerlukan ladang-ladang rumput luas bagi hidupnya. Akibatnya, seni masak Tiongkok berkisar pada hewan peliharaan rumah seperti babi, ayam, bebek, dan sebagainya.
Keadaan itu tidak jauh berbeda dengan Jawa. Pekarangan menyediakan bahan baku makanan seperti ayam, kambing, sayur-sayuran, pohon kelapa, dan lain-lain. “Baru dalam abad ke-l9, menu hewani akhirnya berubah menjadi tempe. Ini akibat kenaikan jumlah penduduk yang amat tinggi pada abad ke-19, sehingga Pulau Jawa menjadi wilayah pertama yang sangat padat di Asia Tenggara,” tulis Ong.
Di sisi lain, lanjut Ong, meluasnya perkebunan kolonial membuat wilayah hutan menciut dan membuat para petani sebagai kulinya, mengurangi berburu, beternak maupun memancing. Dampaknya, menu makanan orang Jawa yang tanpa daging. Tanam paksa makin membuat bahan makanan seperti tempe menjadi sangat vital sebagai penyelamat kesehatan penduduk.
“Bisa dikatakan,” tulis Ong, “penemuan tempe adalah sumbangan Jawa pada seni masak dunia. Sayangnya, seperti halnya banyak penemuan makanan sebelum zaman paten, maka penemu tempe pun anonim,” lanjutnya.
Ditilik dari muasal katanya, menurut Astuti, tempe bukan berasal dari bahasa Tiongkok, tapi bahasa Jawa kuno, yakni tumpi, makanan berwarna putih yang dibuat dari tepung sagu, dan tempe berwarna putih. Kata tempe juga ditemukan dalam Serat Centhini jilid ketiga, yang menggambarkan perjalanan Cebolang dari candi Prambanan menuju Pajang, mampir di dusun Tembayat wilayah Kabupaten Klaten dan dijamu makan siang oleh Pangeran Bayat dengan lauk seadanya: “…brambang jae santen tempe … asem sambel lethokan …” sambel lethok dibuat dengan bahan dasar tempe yang telah mengalami fermentasi lanjut. Pada jilid 12 kedelai dan tempe disebut bersamaan: “…kadhele tempe srundengan…
“Tempe berasal dari kata Nusantara tape, yang mengandung arti fermentasi, dan wadah besar tempat produk fermentasi disebut tempayan,” tulis Denys Lombard dalam Nusa Jawa Silang Budaya: Jaringan Asia.
Menurut Ong, dalam Encyclopaedia van Nederlandsch Indie (1922), tempe disebut sebagai “kue” yang terbuat dari kacang kedelai melalui proses peragian dan merupakan makanan kerakyatan (volk′s voedsel).
Disebut makanan kerakyatan, kata Maryoto, karena tempe diciptakan oleh rakyat, bukan istana. “Karena itu, muncul istilah ‘bangsa tempe’, sebagai bentuk stigmatisasi dari kalangan priyayi,” ujar Maryoto. “Sekarang tempe tidak lagi sebagai makanan rakyat,” Maryoto menambahkan. “Pamor tempe semakin terangkat ketika gairah kuliner meningkat, sehingga tempe manjadi makanan kita semua.”