Kamis, 12 Januari 2017
Pengolahan Bahan Pangan Hasil Ternak
Secara garis besar, bahan pangan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu
bahan pangan asal tumbuhan (nabati) dan bahan pangan asal hewan (hewani).
Bahan pangan nabati adalah bahan-bahan makanan yang berasal dari tanaman (bisa
berupa akar, batang, dahan, daun, bunga, buah atau beberapa bagian dari tanaman
bahkan keseluruhannya) atau bahan makanan yang diolah dari bahan dasar dari
tanaman. Bahan pangan hewani merupakan bahan-bahan makanan yang berasal dari
hewan atau olahan yang bahan dasarnya dari hasil hewan. Kedua bahan pangan ini
memiliki karakteristik yang berbeda sehingga memerlukan penanganan dan
pengolahan yang berbeda pula. Selanjutnya dalam hal ini yang diuraikan adalah
bahan pangan hewani.
Bahan pangan hewani meliputi susu, telur, daging dan ikan serta produkproduk
olahannya yang bahan dasarnya berasal dari hasil hewani.
Bahan pangan hewani memiliki karakteristik yang membedakan dengan
bahan pangan nabati. Beberapa diantaranya adalah:
a. Bahan pangan hewani memiliki daya simpan yang jauh lebih pendek daripada
bahan pangan nabati bila dalam keadaan segar (kecuali telur). Pendeknya daya
simpan ini terkait dengan struktur jaringan hasil hewani dimana bahan pangan
hewani tidak memiliki jaringan pelindung yang kuat dan kokoh sebagaimana pada
hasil tanaman.
b. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi
oleh faktor tekanan dari luar.
c. Karakteristik masing-masing bahan pangan hewani sangat spesifik sehingga tidak
bisa digeneralisasi. Sifat pada daging sangatlah berbeda dengan sifat telur.
Berbeda dengan pangan nabati yang memiliki kesamaan dalam hal jaringanjaringan
atau komponen-komponen penyusunnya. Pada bahan pangan hewani,
lemak pada daging terletak pada jaringan lemak, pada susu terletak pada globulaglobula
lemak dan pada telur terdapat pada kuning telur.
5 | H a l a m a n
d. Bahan pangan hewani pada umumnya merupakan sumber protein dan lemak dan
bahan pangan nabati merupakan sumber karbohidrat, vitamin, mineral, lemak
dan protein.
Berdasarkan hal di atas maka pengolahan menjadi penting. Pengolahan
penting karena dapat memperpanjang masa simpan, meningkatkan daya tahan,
meningkatkan kualitas, nilai tambah dan sebagai sarana diversifikasi produk. Dengan
demikian maka suatu roduk menjadi memiliki daya ekonomi yang lebih setelah
mendapat sentuhan teknologi pengolahan.
Susu dan Olahannya
Definisi dan Sifat Susu
Secara alamiah susu diartikan sebagai hasil pemerahan sapi atau hewan
menyusui lainnya yang dapat dimakan atau dapat digunakan sebagai bahan makanan
yang aman dan sehat serta tidak dikurangi komponen-komponennya atau ditambah
bahan-bahan lain. Yang dimaksud dengan hasil olahan susu adalah produk yang
dibuat dari susu atau produk-produk suatu perlakuan terhadap susu atau produkproduk
yang dibuat dari hasil sisa keduanya.
Susu merupakan media yang baik bagi pertumbuhan mikroorganisma dan
mudah mengalami kerusakan. Ini merupakan sifat susu yang penting, oleh karenanya
penanganan yang baik perlu dilakukan dengan tepat. Susu yang baik harus
mengandung jumlah bakteri yang sedikit, tidak mengandung spora mikrobia
patogen, bersih, yaitu tidak mengandung debu atau kotoran, mempunyai flavor yang
baik dan tidak dipalsukan.
Struktur dan Komposisi
Susu terdiri dari air, lemak, bahan kering tanpa lemak, protein laktosa,
vitamin dan lain-lain. Berikut ini adalah bagan pembagian struktur dan komposisi
susu.
6 | H a l a m a n
Protein Susu
Kadar protein didalam air susu rata-rata 3.20% yang terdiri dari: 2.70% casein
(bahan keju), dan 0.50% albumen. Berarti 26.50% dari bahan kering air susu
adalah protein.
Didalam air susu juga terdapat globulin dalam jumlah sedikit. Protein didalam air
susu juga merupalan penentu kualitas air susu sebagai bahan konsumsi.
Albumin ditemukan 5 gram per kg air susu, dalam keadaan larut. Didalam
pembentukan keju, albumin memisah dalam bentuk whey. Beberapa hari setelah
induk sapi melahirkan, kandungan albumin sangat tinggi pada air susu dan
normal setelah 7 hari.
Pada suhu 64o
C albumin mulai menjadi padat, sifat ini identik dengan sifat
protein pada telur. Akan tetapi karena kadar albumin yang sedikit maka pada
pasteurisasi tidak dapat ditemukan, bahkan pada pemasakan yang dapat dilihat
hanya merupakan titik-titik halus pada dinding dan dasar panci.
Susu
Air
87,9%
Bahan
Kering
(12,1%)
Lemak
3,45%
Laktosa 4,6
%
BKTL 8,65% Vitamin, enzim,
gas, mineral
Protein 3,2%
Kasein 2,7% Albumin 0,5%
7 | H a l a m a n
Lemak Susu
Lemak tersusun dari trigliresida yang merupakan gabungan gliserol dan asamasam
lemak.
Dalam lemak susu terdapat 60-75% lemak yang bersifat jenuh, 25-30% lemak
yang bersifat tak jenuh dan sekitar 4% merupakan asam lemak polyunsaturated.
Komponen mikro lemak susu antara lain adalah fosfolipid, sterol, tokoferol
(vitamin E), karoten, serta vitamin A dan D.
Laktosa
Laktosa adalah bentuk karbohidrat yang terdapat didalam air susu. Bentuk ini
tidak terdapat dalam bahan-bahan makanan yang lain.
Kadar laktosa di dalam air susu adalah 4.60% dan ditemukan dalam keadaan
larut.
Laktosa terbentuk dari dua komponene gula yaitu glukosa dan galaktosa. Sifat air
susu yang sedikit manis ditentukan oleh laktosa. Kadar laktosa dalam air susu
dapat dirusak oleh beberapa Janis kuman pembentuk asam susu.
Pemberian laktosa atau susu dapat menyebabkan mencret atau gangguangangguan
perut bagi orang yang tidak tahan terhadap laktosa. Hal ini disebabkan
kurangnya enzim lactase dalam mukosa usus
Air dan Mineral
Bila air pada susu dihilangkan dengan penguapan dan sisa yang kering dibakar
pada panas rendah akan diperoleh sisa abu putih yang berisi bahan-bahan
mineral.
Mineral lain terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit (trace mineral),
contohnya adalah besi, tembaga, alumunium, boron, seng, mangan dan silicon.
Kalsium dan fosfor dari abu ini menarik perhatian khusus sebab mempunyai nilai
gizi yang penting dank arena kalsium fosfat merupakan bagian dari partikel
kasein dan mempengaruhi tingkah laku pertikel ini terhadap penggumpalan oleh
renin, panas dan asam.
8 | H a l a m a n
Kandungan mineral dari susu bersifat agak konsisten dan tidak dipengaruhi oleh
makanan ternak. Tetapi kandungan yodium pada susu dapat berubah-ubah
sesuai dengan makanannya. Sapi-sapi yang makan rumput dari padang rumput
dekat laut biasanya menghasilkan susu dengan kandungan yodium yang lebih
tinggi
Vitamin dan Enzim
Kadar vitamin di dalam air susu tergantung dari jenis makanan yang diperoleh
ternak sapi dan waktu laktasinya.
Vitamin diukur dengan satuan International Units (IU) dan mg. vitamin yang
terdapat didalam lemak ADEK, dan vitamin yang larut didalam air susu, tergolong
vitamin B komplek, vitamin C, vitamin A, provitamin A dan vitamin D.
Vitamin yang larut didalam air susu yang terpenting adalah vitamin B1, B2, asam
nikotinat dan asam pantotenat.
Bila air susu dipanaskan/dimasak, dipasteurisasi atau disterilisasi maka 10-30%
vitamin B1 akan hilang, vitamin C akan hilang 20-60%.
Enzim berfungsi untuk mengolah suatu bahan menjadi bahan lain dengan jalan
autolyse. Enzim yang terkenal adalah peroxydases, reductase, katalase dan
phospatase. Dengan adanya pemanasan, enzim tidak akan berfungsi lagi
Komposisi rata-rata susu sapi adalah sebagai berikut:
Komposisi Persentase
Air. %
Protein, %
Lemak, %
Karbohidrat,
Kalium mg/100gr
Kalsium, mg/100g
Fasfor, mg/100g
Besi, mg/100g
Vitamin A, SI
Vitamin B1, mg/100g
Vitamin C, mg/100g
83.3
3.2
4.3
3.5
4.3
143.3
60.0
1.7
130.0
0.3
1.0
9 | H a l a m a n
Pembagian produk susu berdasarkan komponennya adalah sebagai berikut
(Hadiwiyoto, 1983):
Beberapa Olahan Susu
Pengolahan pada susu bertujuan untuk diversifikasi produk susu,
meningkatkan nilai tambah, meningkatkan nilai gizi, meningkatkan kesukaan
konsumen, meningkatkan daya simpan, memudahkan pemasaran dan distribusinya.
Sebelum susu dibuat olahan, biasanya susu dilakukan penanganan segera
setelah pemerahan. Penanganan yang dapat dilakukan adalah:
1. Penyaringan.
Penyaringan dilakukan untuk memisahkan bahan bukan komponen susu sehingga
tidak masuk ke dalam susu. Penyaringan dilakukan dengan kain flanel atau kertas
saring. Jika tidak akan segera dijual maka susu setelah disaring sebaiknya
didinginkan.
2. Pendinginan
Pendinginan dimaksudkan untuk mencegah bakteri perusak susu berkembang di
dalam susu. Pendinginan yang biasa dilakukan adalah pada temperatur 10o
C atau
lebih rendah lagi. Penyimpanan susu pada keadaan dingin hanyalah bersifat
sementara saja sebelum susu dijual.
Lemak &
Vitamin
Kasein
kopmpleks
Albumin dll Laktosa Garam
terlarut
Vitamin
larut air
S U S U
Krim Susu skim
Mentega Susu mentega (butter milk)
Keju Serum keju (whey)
Kasein Serum kasein
Albumin Filtrat (Ultra Filtrate)
Fermentasi
laktosa
Residu
10 | H a l a m a n
3. Pateurisasi
Pasteurisasi adalah pemanasan susu dengan suhu sekitar 60 – 70o
C dalam waktu
tertentu (biasanya tidak lebih dari 30 menit) dengan maksud agar bakteri
patogen mati. Akan tetapi bakteri-bakteri tertentu yang bisa menumbuhkan
spora dan tahan panas tidak akan mati pada suhu pasteurisasi. Oleh karenanya
susu yang diperoleh pada pemerahan yang kotor, pasteurisasi kurang memberi
arti apa-apa bagi susu.
Susu Homogen
Susu homogen merupakan susu yang telah mengalami homogenisasi yang
tujuannya untuk menyeragamkan globula lemak susu. Susu yang belum
dihomogenasi, ukuran globulanya tidaklah sama, yaitu sekitar 2 – 20 mikrometer.
Perbedaan ukuran globula lemak disebabkan oleh perbedaan jenis ternak,
pakan/manajemen, pemerahan, umur ternak dan lain-lain. Alat untuk
menyeragamkan globulka-globula lemak disebut dengan “homogenizer”.
Prinsip kerja alat homogenizer adalah dengan cara menekan susu melalui
lubang kecil maka susu akan keluar dan menghantam suatu bidang keras sehingga
globula yang besar akan pecah. Homogenisasi ini mampu meningkatkan kekentalan
susu hingga 10%.
Susu yang telah dihomogenasi jumlah partikel dan luas permukaan globula
lemak bertambah karena globula lemak yang besar pecah menjadi berukuran kecilkecil.
Hal ini menyebabkan susu homogen mudah mengalami ketengikan dan mudah
menggumpal oleh perlakuan panas dan asam. Susu homogen juga mudah mengalami
“creaming”, yaitu pemisahan antara krim dan skim. Tetapi biasanya mampu bertahan
selama 48 jam penyimpanan pada suhu 10-15o
C tanpa adanya gangguan tidak terjadi
pemisahan krim pada susu. Oleh karenanya susu homogen biasanya merupakan
upaya antara dalam pengolahan selanjutnya menjadi produk olahan.
11 | H a l a m a n
Susu Pasteurisasi
Sebagaimana disebutkan diatas, pasteurisasi merupakan salah satu
penanganan awal untuk memperpanjang masa simpan sebelum susu dijual. Selain
itu, pasteurisasi adalah bertujuan:
membunuh bakteri patogen, misalnya Mycobacterium tubercolosis.
Membunuh bakteri tertentu, yaitu dengan mengatur suhu dan lamanya
pasteurisasi.
Mengurangi jumlah bakteri dalam bahan (susu).
Mempertinggi dan memperpanjang masa simpan.
Meningkatkan cita rasa susu.
Menginaktifkan enzim fosfatase dan katalase yang menyebabkan susu mudah
rusak.
Pateurisasi dapat dilakukan dengan cara:
a. High Temperatur Short Time (HTST), yaitu dengan pemanasan tinggi 72o
C selama
15 detik
b. Low Temperatur Long Time (LTLT), yaitu dengan pemanasan 62o
C selama 30
menit.
Dalam praktiknya, metode-metode tersebut mengalami modifikasi terutama dalam
hal kombinasi lama dan tingginya temperatur pasteurisasi.
Susu Steril
Susu steril merupakan susu hasil sterilisasi dan banyak dijual, terutama susu
UHT. Sterilisasi merupakan pamanasan dengan suhu tinggi (100 – 140o
C) selama
beberapa detik dengan tujuan membunuh semua bakteri baik yang patogen maupun
non patogen.
Krim dan Skim
Krim merupakan bagian susu yang banyak mengandung lemak dan bahan
larut lemak atau disebut juga “kepala susu” dan skim adalah bagian susu yang telah
diambil lemaknya sehingga banyak mengandung protein (setelah dipisahkan dari
12 | H a l a m a n
lemak susu). Skim disebut juga sebagai serum susu. Memisahkan krim dan skim
adalah dengan sentrifugasi. Pemisahan dapat terjadi karena keduanya memiliki
bobot molekul yang berbeda. Krim berbobot molekul ringan dan skim berbobot
molekul lebih berat sehingga setelah disentrifugasi, bagian krim berada di atas skim.
Macam-macam krim:
Macam-macam krim Kadar lemak (%) proses
Half and half cream 10,5 – 16
Light cream 18 – 22% Homogenisasi
Light whipping cream 30 – 34% Tidak dihomogenisasi
Heavy whipping cream > 34% Tidak dihomogenisasi
Sour cream Tidak kurang 18% Difermentasi dan pasteurisasi
Whip cream Krim pasteurisasi + gula+citarasa+penstabil
Sumber: Hadiwiyoto (1983)
Susu skim dapat digunakan oleh seseorang yang menginginkan nilai kalori
rendah di dalam makanannya, karena susu skim hanya mengandung 55% dari
seluruh energi susu, dan juga digunakan dalam pembuatan keju dengan lemak
rendah dan yoghurt.
Bubuk susu
Bubuk susu merupakan susu yang diuapkan sebanyak mungkin airnya
sehingga kering dan dibuat bubuk. Kadar air bubuk susu sekitar 5%. Proses
pembuatannya melalui tahap pemanasan pendahuluan dan pengeringan. Pemanasan
pendahuluan bertujuan untuk menguapkan air sehingga tinggal sekitar 45 – 50%.
Pemanasan pendahuluan menggunakan temperatur antara 65 – 170o
C, tergantung
jenis susu bubuk yang akan dibuat. Susu bubuk penuh menggunakan suhu yang
rendah dibanding susu bubuk skim.
Setelah pemanasan dengan hasil susu kental, maka kemudian dikeringan.
Tipe pengeringan ada dua macam, yaitu pengeringan tipe silindris (drum dryer) dan
tipe semprotan (spray dryer)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar